Dalam penerbangan yang membawanya ke Kamerun, Paus Benediktus XVI menjawab pertanyaan dari jurnalis mengenai peranan Gereja di Afrika dalam menghadapi tantangan besar yang dihadapi benua tersebut, diantaranya penyebaran AIDS. Paus menyatakan bahwa “realitas yang paling mengesankan, yang paling nyata dan paling kuat dalam perjuangan melawan AIDS adalah Gereja Katolik, dengan badan-badan, pergerakan dan komunitasnya.
"Saya berpikir – ini merupakan pernyataan Paus – tentang Komunitas Sant’Egidio yang telah melakukan banyak hal baik yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat, dalam perjuangan melawan AIDS, juga tentang Camillians, para suster yang telah menolong orang2 yang sakit. Saya mengatakan bahwa masalah AIDS tidak dapat hanya diatasi dengan uang –walaupun memang uang merupakan hal yang penting – tapi jika tidak ada jiwa, tidak ada orang yang tahu bagaiamana menggunakannya, maka uang tidak akan dapat menolong”.
“Sangatlah pantas dipuji – Paus menambahkan – bahwa pasien2 di Negara ini dirawat secara gratis”
Komunitas Sant’Egidio yang telah memulai pusat perawatan gratis di 10 negara di Afrika dalam program DREAM untuk melawan penyakit AIDS, telah memulai bantuan ini sejak awal tahun 2008 dengan mendirikan sebuah pusat pengobatan di Dschang, di bagian utara Negara tersebut, dimana sebuah laboratorium Biologi molekul yang masih aktif, disana dilakukan berbagai kegiatan seperti melakukan diagnosis, perawatan, pencegahan penularan dari ibu kepada anaknya, bantuan makanan, perawatan rumah, dan juga melatih para staff khusus. |