Sarajevo, dua puluh tahun kemudian ...
"Hari ini khususnya tanggal 5 April 2012-Kamis Putih- menandai peringatan keduapuluh tragedi perang Bosnia dan Herzegovina dan pengepungan dramatik kota Sarajevo.
Pengepungan tersebut merupakan pengepungan terpanjang di abad keduapuluh dari April 1992 sampai Februari 1996. Empat tahun penuh kekerasan, penderitaan, bom setiap hari... dan bunyi-bunyi tertentu yang menjadi biasa dalam pendengaran saya, begitu hebat sehingga saat ini saya terpaksa mengenakan alat bantu untuk memulihkan hilangnya pendengaran yang diakibatkan peristiwa tersebut.
Dua puluh tahun masih terlalu singkat untuk menceritakan apa yang terjadi di Sarajevo yang selalu menjadi sebuah kota saling berdampingan yang berlebihan antara Kristen, Yahudi dan Muslim. Tetapi Sarajevo juga merupakan sebuah kota penderitaan dan konflik. Dalam sejarah, Sarajevo termasuk dalam awal dan akhir dari peperangan di abad ke-20. Sesungguhnya di Sarajevolah perang dunia pertama berasal. Sarajevo merupakan panggung konflik tragis terakhir di tahun 1990an. Sarajevo merupakan kota penderitaan dan harapan. Dalam kunjungan bersejarah di tahun 1997, Paus Yohanes Paulus II menyebut Sarajevo sebagai "Yerusalem Eropa"....
Tapi apa yang terjadi di Sarajevo? Sebuah kekerasan dan perang tanpa perasaan -seperti setiap perang- yang mengajarkan banyak orang percaya bahwa Katolik, Ortodoks, Muslim dan Yahudi tidak bisa hidup bersama. Sebuah perbandingan antara Kroasia, Serbia, Bosnia. Sebuah kenyataan orang-orang berbeda telah hidup bersama selama berabad-abad tiba-tiba menjadi terpecah, saling berhadapan satu sama lain.
Sebagai uskup kota ini, saya ingin tetap tinggal. Saya adalah seorang pastor pada saat pendudukan Sarajevo. Saya tidak mengungsi. Saya tinggal bersama dengan orang-orang semua selama empat tahun pengepungan, berbagi hari demi hari penderitaan dan harapan rapuh tentang masa depan. Tapi apakah ada masa depan? Masa depan model apakah bagi 11.000 orang yang terbunuh oleh bom, ditembak secara acak sepanjang hari dari pagi sampai malam, dari kanon-kanon yang ditempatkan di gunung-gunung sekeliling kota. Dua ribu anak-anak terbunuh, Yahudi, Kristen, Muslim yang namanya tercatat di 5 pilar di lapangan utama kota. Anak-anak Sarajevo. Dan banyak anak lainnya yang terkena tumor yang disebabkan oleh uranium kadar rendah yang diperkaya (LEU) yang digunakan dalam bom... Namun demikian, ada sebuah masa depan bagi setiap orang... Kita orang-orang Kristen, kita mencintai kehidupan dan kita percaya bahwa masa depan selalu ada dan perang bukanlah merupakan kata terakhir.
Begitu banyak kenangan pribadi dari mereka yang dicintai, tahun-tahun tanpa akhir ... Saya ingin menjadi seorang uskup bagi tiap-tiap orang, Katolik, Ortodoks, Yahudi, Muslim dan bahkan bagi mereka yang tak beriman. Saya menyadari bahwa selama kekerasan perang, mungkin lebih penting dan jelas bahwa sepanjang waktu, ya, sepanjang waktu, seorang uskup dapat dipanggil uskup setiap orang.
Saya juga ingin berbicara mengenai betapa pentingnya persahabatan dan kontak dengan yang lainnya ketika kita sendiri, dikelilingi oleh kejahatan, diancam setiap hari di bawah ancaman seperti di Sarajevo. Pikiran saya berpaling kepada persahabatan dan penyatuan yang dalam dengan Yohanes Paulus II. Pikiran saya berpaling kepada pertemuan dengan Beliau di bulan Januari 1993 untuk sebuah doa yang diadakan di Asisi bagi daerah Balkan. Kami masih di bawah kepungan.
Dua puluh tahu dari tragedi perang dan pengepungan Sarajevo, dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan saya ingin mengumumkan bahwa bersama dengan Komunitas Sant'Egidio, kami sedang mempersiapkan pertemuan besar internasional bagi damai di Sarajevo. Acara tersebut akan berlangsung dari 9-11 September yang akan mengumpulkan para perwakilan dari gereja-gereja Kristiani dan agama besar lainnya untuk bersama-sama mengatakan TIDAK bagi perang, bagi kekerasan, bagi perpecahan. Untuk mengatakan bahwa masa depan ada bagi setiap orang dan masa depan ada hanya dengan hidup bersama. Tidak ada masa depan tanpa hidup berdampingan bagi Sarajevo, bagi Bosnia dan Herzegovina, bagi Eropa dan bagi dunia.
Saya sungguh berharap pesan perdamaian besar bisa muncul dari Sarajevo dan menyebar ke seluruh negara dan ke semua penduduk di seluruh dunia. Sarajevo merupakan kota yang terpecah oleh peperangan dan penderitaan dapat menjadi kota mimpi bagi perdamaian Eropa dan dunia. Damai, saling berdampingan dan kesetaraan. Saya mengundang anda sekalian bersama kami di Sarajevo bulan September depan.
5 April 2012
Sarajevo, 5. travnja 2012
Yang Mualia Kardinal Vinko Pulic
Uskup Agung Vrhbosna-Sarajevo